Temukan beragam jenis obligasi yang wajib dipertimbangkan oleh investor pemula untuk investasi yang aman dan menguntungkan.
Investasi dalam obligasi adalah salah satu cara yang paling aman dan menguntungkan untuk mengembangkan kekayaan. Terutama bagi investor pemula, memahami jenis-jenis obligasi yang tersedia dapat membantu dalam mengambil keputusan investasi yang tepat.
Artikel ini akan membahas lima jenis obligasi yang harus dipertimbangkan oleh investor pemula untuk memaksimalkan potensi keuntungan dan meminimalkan risiko.
Klasifikasi Obligasi Berdasarkan Entitas Penerbit
1. Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh negara sebagai bentuk penghimpunan dana dari masyarakat untuk pendanaan proyek-proyek pemerintah atau untuk membiayai defisit anggaran.
Contoh obligasi pemerintah di Indonesia termasuk Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SukRi), Obligasi Tabungan Ritel (SBR), dan Sukuk Tabungan Negara (ST).
ORI dan SukRi adalah surat utang yang diterbitkan secara periodik untuk individu Warga Negara Indonesia. SukRi adalah versi syariah dari ORI, yang mengikuti prinsip-prinsip keuangan Islam.
SBR dan ST adalah inovasi dari ORI dan SukRi yang dirancang untuk menyediakan alternatif investasi yang lebih menarik melalui fitur-fitur tambahan yang dirancang untuk menarik lebih banyak investor.
Kelebihan dari obligasi pemerintah termasuk keamanan investasi yang tinggi karena dijamin oleh negara, serta keteraturan dan kejelasan pembayaran bunga.
2. Obligasi Korporasi
Obligasi korporasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan, baik itu BUMN atau perusahaan swasta, untuk membiayai kebutuhan modal, ekspansi, restrukturisasi utang, atau alasan keuangan lainnya. Masa jatuh tempo obligasi korporasi biasanya minimal satu tahun.
Risiko investasi pada obligasi korporasi lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi pemerintah, tergantung pada kondisi keuangan perusahaan, stabilitas industri yang bersangkutan, dan dinamika ekonomi atau politik yang mungkin mempengaruhi perusahaan tersebut.
Sebagai kompensasi atas risiko yang lebih tinggi, obligasi korporasi biasanya menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi.
3. Obligasi Municipal
Obligasi municipal, atau lebih dikenal dengan obligasi daerah di Indonesia, diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur atau pembangunan daerah yang tidak tercover oleh anggaran pusat.
Tujuan dari penerbitan obligasi ini adalah untuk membantu daerah tersebut menjadi lebih mandiri dalam membiayai pembangunan dan perkembangan daerahnya.
Meskipun diterbitkan oleh entitas pemerintah, obligasi municipal berisiko lebih tinggi dibandingkan obligasi pemerintah pusat karena potensi risiko gagal bayar yang lebih tinggi, yang mungkin dipengaruhi oleh kondisi keuangan daerah dan efektivitas pengelolaan proyek yang dibiayai.
Variasi Obligasi Berdasarkan Cara Pembayaran Bunga
1. Zero Coupon Bond
Zero Coupon Bond adalah jenis obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga periodik kepada pemegangnya, investor mendapatkan keuntungan dari pembelian obligasi ini dengan harga yang lebih rendah dari nilai par (nilai nominal) obligasi tersebut.
Keuntungan yang diperoleh adalah selisih antara harga pembelian yang didiskontokan dengan nilai par yang akan diterima pada saat jatuh tempo.
Zero Coupon Bonds sangat cocok untuk investor yang tidak membutuhkan aliran pendapatan reguler tetapi lebih fokus pada pertumbuhan modal jangka panjang.
Zero Coupon Bond bisa memiliki jangka waktu yang pendek seperti treasury bills yang berlaku kurang dari satu tahun, atau bisa juga memiliki jangka waktu yang lebih panjang, lebih dari sepuluh tahun.
2. Obligasi Kupon
Obligasi kupon adalah jenis obligasi yang secara berkala membayar bunga kepada pemegangnya.
Bunga yang dibayar ini dikenal sebagai “kupon” karena di masa lalu, surat utang memiliki kupon fisik yang dapat dipotong oleh investor untuk ditukarkan dengan pembayaran bunga.
Namun, dalam era digital sekarang ini, proses pembayaran dan klaim bunga umumnya dilakukan secara elektronik. Besaran bunga yang dibayarkan ditentukan berdasarkan nilai nominal obligasi dan tingkat suku bunga yang disepakati pada saat penerbitan.
3. Obligasi Kupon Tetap
Obligasi Kupon Tetap, atau fixed coupon bond, adalah obligasi yang menawarkan suku bunga tetap selama masa berlakunya obligasi.
Suku bunga ini tidak berubah, memberikan kepastian pendapatan bunga bagi pemegang obligasi, yang membuat instrumen ini menarik bagi investor yang mencari pendapatan tetap dan stabil.
Kepastian pembayaran ini sangat berguna bagi individu atau lembaga yang membutuhkan perencanaan keuangan dengan prediksi pengeluaran atau pemasukan yang pasti.
4. Obligasi Kupon Mengambang
Obligasi Kupon Mengambang, atau floating rate bonds, menawarkan suku bunga yang dapat berubah selama periode obligasi. Besaran suku bunga ini biasanya diikat pada suatu indeks benchmark seperti tingkat LIBOR atau suku bunga bank sentral.
Obligasi jenis ini menarik bagi investor yang ingin mengurangi risiko kenaikan suku bunga di pasar, karena pembayaran kupon akan disesuaikan dengan kondisi pasar yang berlaku.
Biasanya, obligasi kupon mengambang menetapkan batas minimal suku bunga yang akan diterima, yang dikenal sebagai “floor rate”, yang menjamin bahwa kupon tidak akan jatuh di bawah tingkat tertentu meskipun indeks yang diikuti menurun.
Jenis-Jenis Obligasi Berdasarkan Nominal
1. Obligasi Konvensional
Obligasi Konvensional umumnya dikeluarkan dengan nilai nominal yang besar, seringkali mencapai Rp 1 miliar per lot. Obligasi jenis ini biasanya ditujukan untuk investor institusional atau investor besar yang mampu menanamkan modal dalam jumlah besar.
Keuntungan dari obligasi konvensional ini tidak hanya berasal dari bunga tetap yang mereka tawarkan, tetapi juga dari kestabilan dan keamanan investasi dalam surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan besar.
2. Obligasi Ritel
Sebagai kebalikan dari obligasi konvensional, Obligasi Ritel ditujukan untuk investor individu dengan nilai nominal yang lebih kecil, misalnya Rp 1 juta.
Contoh dari obligasi ritel adalah SBR008, yang menawarkan kupon mengambang dengan batas minimal 7.2%, yang merupakan penawaran yang lebih rendah dibandingkan dengan seri sebelumnya seperti SBR007 yang memiliki kupon 7.5%. Obligasi ritel ini memungkinkan partisipasi lebih luas dari masyarakat dalam investasi surat utang.
Kategori Obligasi Berdasarkan Tingkat Imbal Hasil
1. Obligasi Konvensional
Seperti yang telah disebutkan, obligasi konvensional adalah instrumen pinjaman yang digunakan oleh entitas penerbit (baik pemerintah atau korporasi) untuk mengumpulkan modal tambahan.
Imbal hasil dari obligasi konvensional berupa pembayaran bunga (kupon) yang tetap kepada investor selama jangka waktu tertentu sebelum pokok pinjaman dilunasi pada saat jatuh tempo.
Obligasi ini menawarkan kepastian pengembalian investasi yang relatif tinggi dan sering kali dianggap sebagai investasi yang aman, terutama jika diterbitkan oleh pemerintah.
2. Obligasi Syariah (Sukuk)
Obligasi syariah, yang lebih dikenal dengan nama Sukuk, adalah instrumen keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah Islam. Berbeda dengan obligasi konvensional, Sukuk tidak memberikan bunga karena bunga (riba) dilarang dalam Islam.
Sebagai gantinya, Sukuk memberikan imbal hasil berupa bagian dari pendapatan (uang sewa) yang dihasilkan dari aset yang di-backup oleh Sukuk.
Imbal hasil ini dibayarkan secara berkala kepada investor hingga masa jatuh tempo, di mana pokok utang juga akan dilunasi. Sukuk memberikan alternatif yang etis bagi investor yang ingin menghindari riba sambil tetap berinvestasi dalam surat berharga.
Klasifikasi Obligasi Berdasarkan Fitur Penukaran
Investasi dalam obligasi seringkali menawarkan berbagai opsi yang menarik bagi investor, termasuk kemungkinan untuk menukar obligasi tersebut dengan instrumen lain atau kembali kepada emiten dengan kondisi tertentu.
Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci dan detail mengenai beberapa jenis obligasi berdasarkan kemampuan penukaran:
1. Convertible Bond (Obligasi Konversi)
Convertible Bond adalah jenis obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengonversi obligasi tersebut menjadi saham perusahaan penerbit pada rasio yang telah ditentukan sebelumnya.
Keunggulan dari obligasi konversi ini terletak pada fleksibilitas yang diberikan kepada investor untuk berpartisipasi dalam potensi pertumbuhan ekuitas perusahaan, sambil tetap menerima pembayaran bunga yang stabil selama periode obligasi.
Biasanya, obligasi konversi menawarkan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi tradisional karena adanya opsi konversi ini yang merupakan nilai tambah bagi pemegang obligasi.
2. Exchangeable Bond (Obligasi Tukar)
Exchangeable Bond mirip dengan convertible bond, namun yang membedakan adalah bahwa pemegang obligasi dapat menukarkan obligasi mereka dengan saham perusahaan lain yang terkait dengan penerbit obligasi, seperti perusahaan anak atau perusahaan induk.
Opsi ini memberikan keleluasaan bagi investor untuk diversifikasi investasi mereka ke dalam saham yang berbeda, tanpa harus menjual obligasi dan membeli saham secara terpisah.
3. Callable Bond (Obligasi Opsi Beli)
Callable Bond memungkinkan penerbit obligasi untuk membeli kembali atau “memanggil” obligasi dari pemegangnya sebelum jatuh tempo pada harga yang telah ditentukan.
Fitur ini seringkali digunakan oleh penerbit untuk mengelola hutang atau bunga mereka secara efektif, terutama jika suku bunga pasar berubah dan menjadi lebih murah untuk mendanai ulang utang tersebut.
Walaupun obligasi ini memberikan penerbit fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan, investor menerima kompensasi atas risiko ini melalui pembayaran kupon yang lebih tinggi atau harga pembelian yang lebih menarik.
4. Putable Bond
Putable Bond memberikan hak kepada investor untuk menjual kembali obligasi tersebut kepada emiten pada harga yang telah disepakati sebelumnya.
Hak ini dapat menjadi sangat berharga ketika kondisi pasar tidak menguntungkan atau ketika suku bunga meningkat, yang membuat nilai jual kembali obligasi lebih tinggi dibandingkan harga pasar.
Putable bonds menawarkan perlindungan tambahan bagi investor, memungkinkan mereka untuk meminimalkan kerugian jika pasar bergerak berlawanan dengan prediksi.
Dengan memahami lima jenis obligasi yang telah dibahas, investor pemula dapat membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi dan bijak.
Setiap jenis obligasi memiliki karakteristik dan tingkat risiko yang berbeda, sehingga penting untuk memilih yang paling sesuai dengan tujuan dan profil risiko Anda. Semoga informasi ini bermanfaat dalam perjalanan investasi Anda.