4 Kesalahan Fatal dalam Memulai Startup yang Harus Dihindari

Memulai startup membutuhkan persiapan matang. Hindari berbagai kesalahan fatal ini agar perjalanan bisnis Anda tetap berjalan lancar dan sukses.

Memulai Startup: Petualangan Penuh Dinamika dan Kesempatan Baru. Namun, tanpa persiapan dan pengetahuan yang memadai, banyak pengusaha pemula yang terjebak dalam kesalahan-kesalahan fatal yang menghambat kesuksesan mereka.

Agar bisnis startup Anda dapat bertahan dan berkembang, penting untuk mengetahui kesalahan apa saja yang harus dihindari sejak awal. Berikut adalah 4 kesalahan fatal dalam memulai startup yang perlu Anda waspadai.

1. Membeli Barang dan Layanan yang Tidak Dibutuhkan

Membeli Barang dan Layanan yang Tidak Dibutuhkan
Foto: Gstockstudio/Envato Elements

Banyak pengusaha startup merasa perlu memiliki segala hal yang terlihat keren dan modern untuk memulai bisnis, seperti laptop terbaru, desain situs web yang menarik, lokasi kantor yang bergengsi, perangkat lunak berlisensi mahal, dan merekrut karyawan berbakat dengan bayaran tinggi.

Meskipun hal-hal tersebut memang terlihat profesional, pengeluaran untuk “nice-to-haves” seperti itu bisa menjadi beban finansial yang besar bagi startup yang baru berdiri.

Memulai bisnis bukan tentang memiliki segalanya di awal, tetapi lebih tentang mengelola sumber daya yang terbatas dengan bijak.

Sebelum mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak terlalu mendesak, pertimbangkan apakah investasi tersebut benar-benar akan memberikan nilai tambah bagi perkembangan bisnis Anda.

Fokuskan anggaran pada kebutuhan inti yang langsung mendukung operasional bisnis dan menghasilkan pendapatan.

Contoh, jika bisnis Anda berfokus pada penjualan produk digital, Anda mungkin lebih membutuhkan investasi di bidang pemasaran digital daripada membeli peralatan kantor yang mahal.

Kembangkan bisnis secara perlahan-lahan dan tingkatkan arus kas yang stabil sebelum mengalokasikan dana untuk barang-barang tambahan.

2. Mengambil Utang Pribadi untuk Menutupi Biaya Operasional

Salah satu kesalahan besar yang sering dilakukan oleh pendiri startup adalah menggunakan utang pribadi untuk mendanai operasional bisnis.

Meskipun Anda mungkin telah memisahkan rekening pribadi dan bisnis, ada kalanya Anda merasa terpaksa menggunakan dana pribadi untuk menutupi biaya yang tidak terduga atau mendesak.

Langkah ini bisa sangat berisiko karena menggabungkan pengeluaran pribadi dan bisnis dapat membingungkan dan berpotensi menimbulkan masalah keuangan yang serius.

Mengambil utang pribadi untuk kebutuhan bisnis dapat membuat kondisi keuangan pribadi dan bisnis menjadi tidak sehat. Hindarilah godaan ini dengan menjaga pengeluaran tetap ramping baik dalam bisnis maupun kehidupan pribadi Anda.

Rencanakan anggaran bisnis dengan cermat dan berusaha untuk membatasi pengeluaran yang tidak perlu. Selain itu, pertimbangkan untuk mencari sumber pendanaan lain seperti modal ventura, investor, atau bahkan crowdfunding, daripada menambah beban utang pribadi.

3. Tidak Menyediakan Dana Cadangan yang Cukup

Tidak Menyediakan Dana Cadangan yang Cukup
Foto: Mohdizzuanbinroslan/Envato Elements

Ketiadaan dana cadangan adalah salah satu kesalahan yang bisa berakibat fatal bagi kelangsungan hidup sebuah startup.

Sebagian besar perencana keuangan dan pakar bisnis menyarankan agar pengusaha memiliki dana darurat yang cukup untuk menutupi biaya operasional setidaknya selama tiga hingga enam bulan.

Istilah yang sering digunakan oleh investor adalah “runway,” yaitu periode waktu di mana bisnis dapat bertahan tanpa pendapatan tambahan. Semakin panjang runway, semakin besar peluang startup untuk bertahan dan berkembang.

Membangun dana cadangan sangat penting karena dunia bisnis sering kali penuh dengan ketidakpastian. Krisis ekonomi, perubahan pasar yang tiba-tiba, atau bahkan masalah internal perusahaan bisa menyebabkan gangguan arus kas.

Tanpa cadangan dana yang memadai, startup Anda bisa saja terpaksa gulung tikar hanya karena masalah kecil yang seharusnya bisa diatasi. Oleh karena itu, buatlah rencana keuangan yang cermat dan sisihkan sebagian keuntungan untuk membangun dana cadangan.

4. Tidak Memahami Implikasi Pajak dan Dampaknya terhadap Bisnis

Memulai startup tanpa memahami peraturan perpajakan dan struktur hukum yang tepat bisa menjadi kesalahan mahal bagi banyak pengusaha.

Kesalahan dalam menentukan lokasi bisnis, jenis entitas hukum, atau tidak melakukan pembayaran pajak secara tepat waktu bisa menyebabkan tagihan pajak yang besar dan denda yang memberatkan.

Sebagai pemilik bisnis, penting untuk memahami peraturan perpajakan yang berlaku, baik pada level lokal maupun nasional.

Pastikan Anda memilih struktur perusahaan yang sesuai, seperti Perseroan Terbatas (PT) atau Firma, tergantung pada kebutuhan dan jenis bisnis Anda.

Selain itu, jika Anda adalah seorang wiraswasta atau memiliki bisnis yang berbentuk badan hukum, Anda mungkin perlu melakukan pembayaran pajak triwulanan. Mengabaikan kewajiban pajak bisa menyebabkan denda besar yang menguras keuangan bisnis.

Untuk menghindari kesalahan ini, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang akuntan atau penasihat pajak yang berpengalaman. Mereka bisa membantu Anda memahami kewajiban pajak dan cara mengoptimalkan struktur bisnis untuk mengurangi beban pajak.

Menghindari kesalahan-kesalahan mendasar dalam memulai startup sangat penting untuk memastikan pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang.

Membuat keputusan yang bijak dalam hal pengeluaran, pengelolaan utang, perencanaan keuangan, dan kepatuhan pajak dapat membantu Anda membangun fondasi yang kuat untuk bisnis Anda.

Selalu ingat bahwa keberhasilan sebuah startup tidak hanya bergantung pada ide brilian atau produk yang inovatif, tetapi juga pada pengelolaan keuangan dan strategi bisnis yang cermat.

Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, Anda dapat memastikan bahwa startup Anda berada di jalur yang tepat untuk tumbuh dan berkembang.