Investasi aset kripto gak cuma soal beli koin lalu jual saat harganya naik. Ada cara lain yang bisa bikin aset kamu tetap produktif meski cuma “disimpan”, yaitu dengan menghasilkan passive income!
Bayangkan seperti punya “kos-kosan digital” – aset kamu gak nganggur, tapi menghasilkan uang sendiri lewat sistem blockchain.
Nah, di artikel ini kita akan bahas 3 cara populer mendapatkan passive income dari kripto:
- Staking
- Lending
- Mining
Kita akan kupas cara kerja, potensi return, risiko, dan modal awal yang dibutuhkan dari masing-masing metode. Siap jadi “penambang cuan” dari kripto? Yuk kita mulai!
Staking: Dapat Imbalan Cuma dari Menyimpan Kripto
Staking adalah proses “mengunci” aset kripto di jaringan blockchain (Proof-of-Stake) untuk membantu validasi transaksi. Sebagai imbalannya, kamu akan dapat reward berupa koin tambahan.
Contoh kripto yang bisa di-stake:
- Ethereum 2.0 (ETH)
- Cardano (ADA)
- Solana (SOL)
- Polkadot (DOT)
Return:
- Umumnya 4% – 20% per tahun, tergantung koin dan platform
- Beberapa platform seperti Binance atau Lido menyediakan auto-compounding
Modal Awal:
- Mulai dari puluhan ribu rupiah di exchange centralized
- Tapi jika langsung staking on-chain (seperti ETH validator), bisa butuh 32 ETH (sekitar ratusan juta rupiah)
Risiko:
- Risiko fluktuasi harga koin (bisa rugi meski reward tinggi)
- Periode lock (tidak bisa dicairkan dalam jangka waktu tertentu)
- Risiko slashing (penalti jika validator offline atau curang)
Cocok Untuk: Investor jangka menengah-panjang yang ingin “tidur sambil staking” dan siap dengan risiko pergerakan harga koin.
Lending: Pinjamkan Aset Kripto, Dapat Bunga
Lending kripto adalah proses meminjamkan asetmu ke pengguna lain melalui platform (DeFi atau CeFi), dan kamu akan mendapatkan bunga sebagai imbalannya.
Contoh platform:
- CeFi: Nexo, BlockFi (was active), Binance Earn
- DeFi: Aave, Compound, Venus
Return:
- Tergantung aset dan platform, biasanya 2% – 12% per tahun
- Stablecoin seperti USDT/USDC bisa menghasilkan bunga stabil di kisaran 5% – 10%
Modal Awal:
- Sangat fleksibel, mulai dari $10
- Tidak ada syarat teknis seperti mining atau staking validator
Risiko:
- Risiko platform bangkrut atau diretas (terutama di DeFi)
- Borrower gagal bayar (mitigasi: collateral system)
- Risiko regulasi, terutama di negara yang melarang produk yield
Cocok Untuk: Pemilik kripto atau stablecoin yang ingin penghasilan stabil tanpa repot teknis. Lending dengan stablecoin lebih aman dari fluktuasi harga.
Mining: Produksi Koin Sendiri dengan Perangkat Keras
Mining adalah proses memvalidasi transaksi di jaringan blockchain (Proof-of-Work) seperti Bitcoin, dan sebagai gantinya kamu dapat koin sebagai reward.
Contoh aset yang bisa ditambang:
- Bitcoin (BTC)
- Litecoin (LTC)
- Kasus khusus: Ethereum dulu bisa, sekarang tidak lagi (sudah PoS)
Return:
- Potensi besar tapi fluktuatif
- ROI tergantung harga listrik, efisiensi perangkat, dan harga koin
- Estimasi ROI 6–24 bulan (bisa lebih lama kalau harga kripto jatuh)
Modal Awal:
- Tinggi! Perangkat ASIC mining bisa mulai dari Rp 20–100 juta
- Tambah biaya listrik bulanan dan pendingin ruangan
Risiko:
- Biaya listrik tinggi
- Perangkat bisa rusak atau usang
- Persaingan makin ketat, reward makin kecil seiring waktu (halving Bitcoin)
- Tidak ramah lingkungan (Proof-of-Work boros energi)
Cocok Untuk: Trader/investor yang serius, punya modal besar, lokasi dengan listrik murah, dan ingin jangka panjang. Bukan untuk pemula!
Perbandingan Tiga Metode Passive Income Kripto
| Metode | Return Tahunan | Risiko | Modal Awal | Tingkat Kesulitan |
|---|---|---|---|---|
| Staking | 4% – 20% | Sedang | Rendah – Tinggi (tergantung platform) | Mudah – Sedang |
| Lending | 2% – 12% | Rendah – Sedang | Rendah | Mudah |
| Mining | Variatif (ROI 6–24 bulan) | Tinggi | Tinggi | Tinggi |
Mana yang Paling Menguntungkan?
Tidak ada jawaban tunggal – tergantung profil kamu:
- Pilih Staking kalau kamu punya koin PoS dan ingin imbal hasil otomatis, siap lock dana.
- Pilih Lending kalau kamu ingin hasil stabil, suka dengan stablecoin, dan butuh fleksibilitas cair.
- Pilih Mining kalau kamu siap investasi besar, paham teknis, dan punya akses ke listrik murah.
Rekomendasi kombinasi:
Gabungkan staking + lending untuk diversifikasi, dan pertimbangkan mining hanya jika kamu benar-benar siap secara modal dan pengetahuan.
Tips Aman Sebelum Memulai
- Gunakan platform terpercaya dan lakukan riset (DYOR)
- Hindari janji “fixed return tinggi” tanpa penjelasan logis
- Perhatikan biaya gas, fee, dan lock-up period
- Gunakan cold wallet untuk staking/lending on-chain
- Mulai kecil dulu dan uji hasilnya sebelum all-in
Dunia kripto bukan cuma tempat spekulasi harga. Dengan strategi tepat, kamu bisa mengubah aset kripto menjadi sumber passive income yang produktif.
Baik lewat staking, lending, atau mining – semua punya peluang dan tantangan masing-masing.
Kuncinya adalah pahami cara kerja, hitung risikonya, dan sesuaikan dengan kemampuan serta tujuan kamu sendiri. Jangan asal ikut tren, tapi jadikan aset kamu bekerja cerdas untuk masa depan finansialmu.









