7 Strategi Trading Saham IPO: Ambil Kesempatan di Hari Pertama

0 Comment

Link
Strategi Trading Saham IPO: Ambil Kesempatan di Hari Pertama

Saham yang baru saja IPO (Initial Public Offering) sering kali jadi sorotan utama para trader. Antusiasme tinggi, sentimen media, dan potensi lonjakan harga membuat saham IPO seperti “panggung konser utama” di bursa.

Tapi… jangan buru-buru ikut euforia! Di balik peluang cuan, ada juga risiko yang siap mengintai kalau kamu asal seruduk tanpa strategi.

Nah, di artikel ini, kita akan bahas 7 strategi trading saham IPO, khususnya di hari pertama perdagangan – saat pasar lagi panas-panasnya!

Mulai dari mengontrol FOMO, entry bertahap, sampai teknik analisis distribusi volume biar kamu gak jadi korban “yang nyangkut duluan”.

Apa Itu Saham IPO?

IPO (Initial Public Offering) adalah momen ketika sebuah perusahaan pertama kali menawarkan sahamnya ke publik melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tujuannya? Meningkatkan modal untuk ekspansi, membayar utang, atau kebutuhan operasional lainnya.

Setelah IPO, saham mulai diperdagangkan di pasar reguler – dan di sinilah para trader mulai beraksi!

Ciri khas saham IPO:

  • Tidak punya histori chart yang panjang
  • Potensi volatilitas tinggi
  • Euforia dan sentimen sangat dominan
  • Bisa ARA (Auto Rejection Atas) berkali-kali… atau justru ARB

1. Kontrol FOMO (Fear of Missing Out): Jangan Terjebak Euforia

Saat saham IPO mulai naik 10%, 20%, bahkan 25% di menit-menit pertama, kamu mungkin merasa panik dan takut ketinggalan – itulah FOMO. Tapi justru di sinilah banyak trader terjebak di harga puncak.

Baca Juga:  5 Manfaat Mencatat Pengeluaran dan Pemasukan yang Bikin Finansial Lebih Terkontrol

Strategi:

  • Jangan langsung beli di menit awal
  • Amati pergerakan minimal 15–30 menit pertama
  • Pastikan ada akumulasi volume kuat, bukan hanya lonjakan sesaat

Tips: Ingat, kamu gak harus ikut semua peluang. Pilih yang benar-benar layak.

2. Entry Bertahap: Beli dengan Cara Cerdas

Daripada all-in di satu harga, kamu bisa bagi modal ke dalam beberapa entry. Misalnya, kamu siapkan Rp10 juta untuk saham IPO – belilah dalam 2–3 tahap saat harga membentuk support baru.

Keuntungan:

  • Menghindari beli di puncak
  • Bisa average down jika koreksi
  • Lebih fleksibel dalam pengelolaan risiko

Contoh: Entry 1 di jam pembukaan, Entry 2 saat harga pullback 5%, Entry 3 saat support terbentuk.

3. Analisis Volume Distribusi: Baca Jejak Bandar

Saham IPO sering jadi ajang distribusi oleh pihak-pihak yang dapat saham di harga penawaran awal. Nah, kamu perlu melihat apakah volume yang masuk adalah akumulasi (beli) atau justru distribusi (jual).

Indikator yang bisa dipakai:

  • Volume profile
  • OBV (On-Balance Volume)
  • Time & sales (jika tersedia)

Tips: Kalau harga naik tapi volume makin kecil → hati-hati, bisa jadi sinyal distribusi!

4. Gunakan Time Frame Kecil untuk Baca Momentum

Karena saham IPO belum punya histori panjang, kamu perlu main di chart 1 menit, 5 menit, atau 15 menit untuk melihat struktur harga dan peluang entry.

Strategi yang bisa diterapkan:

  • Breakout level harga psikologis
  • Rebound dari area EMA 9 atau EMA 20
  • Pola candlestick reversal (hammer, engulfing)

Contoh: Saham IPO buka di Rp200, lalu konsolidasi di Rp230. Kalau tembus Rp240 dengan volume, bisa jadi sinyal breakout.

5. Targetkan Profit Realistis & Disiplin Exit

Karena volatilitas tinggi, target profit 5–10% dalam satu hari di saham IPO sudah cukup bagus. Jangan terlalu greedy. Dan yang lebih penting – harus disiplin cut loss.

Baca Juga:  7 Tips Mengatur Keuangan ala Milenial Sukses: Rahasia Bangun Kekayaan dan Kebebasan Finansial

Exit plan:

  • Target profit: 7–10% dari entry
  • Stop loss: Maksimal 3–5% jika harga turun

Ingat: Di pasar IPO, kadang lebih penting keluar dengan untung kecil daripada terjebak dan nyangkut berminggu-minggu.

6. Pantau Market Sentiment & Media

Saham IPO biasanya dibarengi dengan hype media, ulasan dari influencer saham, dan bahkan rumor di grup-grup Telegram atau Twitter (X). Ini bisa memberi kamu sinyal sentimen pasar.

Tapi hati-hati! Jangan langsung percaya. Gunakan informasi ini hanya sebagai pelengkap, bukan alasan utama untuk entry.

Tips: Cari perusahaan yang IPO dengan model bisnis menarik, sektor yang sedang naik daun, dan prospek pertumbuhan yang masuk akal.

7. Jangan Menikah dengan Saham IPO

Saham IPO bisa naik tajam hari ini, lalu anjlok keesokan harinya. Maka dari itu, jangan terlalu lama hold, apalagi kalau kamu beli untuk tujuan trading, bukan investasi jangka panjang.

Strategi:

  • Treat saham IPO seperti momen cepat saji – nikmati momentum, jangan simpan terlalu lama.
  • Kalau memang ingin hold, pastikan kamu sudah analisis fundamental secara matang.

Catatan: Banyak saham IPO yang harganya balik ke harga penawaran dalam hitungan hari atau minggu. Jangan jadi “korban pertama”.

Ciri-ciri Saham IPO yang Potensial untuk Ditradingkan

  • Harga penawaran tidak terlalu tinggi (valuation rasional)
  • Bid-offer ramai dan aktif
  • Volume transaksi besar dengan akumulasi
  • Perusahaan punya sektor menarik (misalnya teknologi, logistik, renewable)
  • Tidak hanya “digoreng”, tapi juga punya cerita bisnis

Trading saham IPO di hari pertama memang menggiurkan, tapi bukan ajang untung-untungan.

Dengan strategi yang tepat – seperti mengontrol FOMO, entry bertahap, dan membaca volume distribusi – kamu bisa ambil peluang tanpa jadi korban euforia pasar.

Baca Juga:  5 Jenis Investasi Properti yang Paling Menguntungkan Saat Ini

Ingat, di pasar yang penuh hype, yang sabar dan disiplin biasanya yang menang. Jadi trader yang cerdas, bukan sekadar ikut tren.

Bagikan:

Artikel Terkait