Strategi Memaksimalkan Deposito dengan Teknik Laddering

0 Comment

Link
Strategi Memaksimalkan Deposito dengan Teknik Laddering

Deposito dikenal sebagai instrumen investasi yang aman dan stabil. Namun, banyak orang hanya menempatkan dana mereka dalam satu deposito dengan satu tenor.

Padahal, ada strategi cerdas yang bisa membuat keuntungan lebih optimal tanpa mengorbankan fleksibilitas, yaitu teknik laddering.

Teknik laddering bukan cuma populer di dunia obligasi, tapi juga sangat efektif diterapkan pada deposito.

Dengan metode ini, kamu bisa mendapatkan bunga optimal sekaligus menjaga pundi-pundi tetap likuid saat dibutuhkan.

Yuk, kita bahas lengkap cara kerja, manfaat, contoh perhitungan, dan cara menerapkan laddering dengan benar!

Apa Itu Deposito Laddering?

Deposito laddering adalah strategi membagi dana deposito ke dalam beberapa tenor berbeda.

Jadi, alih-alih menaruh semua uang dalam satu deposito jangka panjang, uang dibagi menjadi beberapa bagian yang ditempatkan pada deposito dengan waktu jatuh tempo yang berbeda.

Tujuannya sederhana:

  • Menjaga akses ke dana secara berkala.
  • Mengunci suku bunga lebih tinggi.
  • Mengurangi risiko jika terjadi perubahan suku bunga bank.

Strategi ini cocok untuk kamu yang ingin tetap menikmati bunga tinggi tanpa “mengikat” seluruh dana terlalu lama.

Manfaat Utama Teknik Laddering

Manfaat Utama Teknik Laddering

1. Likuiditas Tetap Aman

Karena setiap deposito memiliki tenor berbeda, kamu selalu punya deposito yang jatuh tempo secara berkala. Ini menjaga fleksibilitas kalau sewaktu-waktu butuh dana mendadak.

2. Risiko Fluktuasi Bunga Lebih Terkendali

Kalau bunga deposito sedang turun, tidak semua dana terkena dampaknya. Begitu juga kalau bunga naik, kamu bisa memperpanjang deposito yang jatuh tempo pada suku bunga baru yang lebih tinggi.

Baca Juga:  Apa Itu Investasi Valuta Asing? Keuntungan dan Potensinya di Era Digital

3. Keuntungan Tetap Optimal

Tenor panjang biasanya menawarkan bunga lebih besar, sedangkan tenor pendek menjaga likuiditas. Laddering menggabungkan keduanya sehingga hasilnya lebih seimbang.

4. Cocok untuk Semua Jenis Investor

Baik pemula maupun investor berpengalaman bisa menggunakan teknik ini karena mudah diterapkan, aman, dan tidak memerlukan perhitungan rumit.

Cara Menerapkan Deposito Laddering

Langkah-langkah berikut bisa kamu ikuti untuk mulai menggunakan teknik laddering:

1. Tentukan Total Dana yang Ingin Didepositokan

Misalnya kamu punya dana Rp60 juta yang ingin disimpan di deposito.

2. Bagi Dana ke Beberapa Deposito

Contoh pembagian laddering klasik:

  • Rp20 juta → Tenor 1 bulan
  • Rp20 juta → Tenor 3 bulan
  • Rp20 juta → Tenor 6 bulan

Atau bisa juga:

  • Rp15 juta → 1 bulan
  • Rp15 juta → 3 bulan
  • Rp15 juta → 6 bulan
  • Rp15 juta → 12 bulan

Semakin banyak lapisan (ladder), semakin optimal penyebaran risikonya.

3. Gunakan Sistem ARO atau ARO+ untuk Efisiensi

Saat jatuh tempo, deposito bisa:

  • Dibiarkan cair, lalu dipindahkan ke tenor paling tinggi.
  • Diperpanjang otomatis (ARO) untuk mempertahankan tenor awalnya.
  • Diperpanjang dengan pokok + bunga (ARO+) agar modal tumbuh lebih cepat.

4. Ketika Satu Deposito Jatuh Tempo, Reinvestasikan

Jika kamu ingin terus memaksimalkan keuntungan:

  • Gabungkan deposito yang jatuh tempo ke dalam tenor terpanjang.
  • Seiring waktu, semua deposito akan bergeser ke tenor panjang yang lebih menguntungkan.

Contoh Perhitungan Teknik Laddering

Misal dana: Rp60 juta
Suku bunga rata-rata: 5% per tahun
Pembagian laddering:

  • Rp20 juta → 1 bulan
  • Rp20 juta → 3 bulan
  • Rp20 juta → 6 bulan

Mari hitung estimasi bunga setahun:

Bunga Tahunan (setelah pajak 20%):

Bunga bersih ≈ 4% per tahun

Estimasi hasil bunga total:

  • Rp20 juta × 4% = Rp800.000
  • Tiga lapisan → 3 × 800.000 = Rp2.400.000 per tahun
Baca Juga:  10 Jenis Investasi UMKM dan Bisnis Lokal yang Patut Dicoba

Jika semua dana dimasukkan tenor 1 bulan, hasilnya lebih kecil. Dengan laddering, sebagian dana tetap menikmati tenor panjang dengan bunga lebih besar.

Jenis Teknik Laddering yang Bisa Kamu Gunakan

Jenis Teknik Laddering yang Bisa Kamu Gunakan

1. Laddering Sederhana (3 Lapisan)

Tenor: 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan
Cocok untuk pemula.

2. Laddering Menengah (4–5 Lapisan)

Tenor: 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan
Lebih optimal dalam pengelolaan risiko.

3. Full Laddering Jangka Panjang

Tenor: 1 bulan hingga 24 bulan
Cocok jika kamu ingin memaksimalkan bunga jangka panjang dengan tetap menjaga likuiditas.

4. Laddering Untuk Dana Darurat

Dana darurat sering disimpan di deposito tenor pendek agar likuid. Laddering menjaga saldo tetap aman dan mudah ditarik.

Tips Tambahan agar Laddering Lebih Menguntungkan

1. Pilih Bank dengan Bunga Kompetitif tapi Tetap Sesuai LPS

Suku bunga terlalu tinggi kadang tidak dijamin LPS – hindari risiko ini.

2. Manfaatkan Promosi Bank Digital

Banyak bank digital memberikan bunga tinggi untuk deposito online.

3. Hindari Penalti Pencairan Dini

Pastikan kamu hanya mencairkan deposito yang memang sudah jatuh tempo.

4. Evaluasi Suku Bunga Secara Berkala

Jika bunga deposito naik, kamu bisa mengatur ulang laddering untuk memaksimalkan keuntungan.

5. Gunakan ARO+ untuk Efek Compounding

Bunga akan otomatis ditambahkan ke pokok sehingga hasil bertambah setiap periode.

Teknik deposito laddering adalah strategi cerdas yang memberikan:

  • Likuiditas tetap terjaga
  • Risiko fluktuasi bunga lebih rendah
  • Keuntungan lebih optimal
  • Pengelolaan dana yang lebih fleksibel
  • Efisiensi jangka panjang

Dengan membagi dana ke berbagai tenor, kamu tidak hanya mengamankan uangmu tetapi juga mengatur investasi secara lebih strategis dan profesional.

Jika dilakukan dengan benar, laddering bisa menjadi strategi “set and grow” yang sangat efektif untuk membangun kekayaan jangka panjang.

Baca Juga:  7 Tips Mengatur Keuangan ala Milenial Sukses: Rahasia Bangun Kekayaan dan Kebebasan Finansial

Bagikan:

Artikel Terkait