8 Strategi Trading Saham yang Bisa Diterapkan di Bursa Indonesia (BEI)

0 Comment

Link
Strategi Trading Saham yang Bisa Diterapkan di Bursa Indonesia (BEI)

Trading saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) bukan lagi hal eksklusif yang hanya bisa dilakukan oleh para pemain besar. Kini, siapa pun bisa mulai dari modal kecil, asal dibekali strategi yang tepat.

Tapi ingat, dunia saham itu bukan tempat untuk asal-asalan. Butuh pemahaman, kesabaran, dan strategi jitu.

Di artikel ini, kita bakal bahas 8 strategi trading saham yang bisa kamu terapkan di BEI – dari analisis teknikal, strategi news-based, hingga teknik memilih saham lapis dua yang punya potensi cuan.

Tak ketinggalan, ada tips penting buat menghindari jebakan saham gorengan. Yuk, kita bahas satu per satu!

1. Analisis Teknikal: Membaca Grafik, Menangkap Momentum

Strategi pertama dan paling populer: analisis teknikal. Ini adalah seni membaca grafik dan indikator seperti Moving Average, RSI (Relative Strength Index), MACD, Bollinger Bands, dan lainnya untuk menentukan waktu masuk dan keluar saham.

Contoh sederhana:

  • RSI di bawah 30 = kondisi oversold, bisa jadi sinyal beli.
  • Golden cross antara MA50 dan MA200 = sinyal bullish.

Tips: Gunakan aplikasi seperti TradingView atau fitur charting di aplikasi sekuritas untuk melihat pola dan volume perdagangan.

2. Fundamental Ringan: Gak Perlu Jadi Warren Buffett

Kalau analisis teknikal fokus ke grafik, analisis fundamental lebih ke “isi dalam” perusahaan. Tapi nggak perlu ribet sampai hitung DCF segala, cukup cek:

  • Laba bersih dan pendapatan naik atau nggak
  • DER (Debt to Equity Ratio) di bawah 1
  • ROE (Return on Equity) di atas 10%
Baca Juga:  8 Strategi Jitu Mewujudkan Pensiun Dini dengan Aman dan Nyaman

Cek laporan keuangan terbaru di situs IDX atau pakai fitur stock screener yang banyak tersedia gratis.

Tips: Pilih saham dengan kinerja fundamental konsisten, meski harganya belum naik signifikan. Biasanya ini jadi calon saham lapis dua yang siap terbang.

3. Swing Trading: Manfaatkan Pergerakan Harga Jangka Pendek

Swing trading adalah strategi yang memanfaatkan fluktuasi harga dalam waktu beberapa hari hingga minggu.

Tujuannya adalah beli di titik rendah, jual di titik tinggi, dengan analisis teknikal sebagai senjata utama.

Contoh:

  • Beli saat harga koreksi sehat (pullback)
  • Jual saat mendekati resistance kuat

Tips: Jangan terlalu serakah. Targetkan keuntungan 5–10% per swing agar portofolio tetap stabil dan risiko terkendali.

4. Sektor Rotasi: Ikuti Tren Sektor Favorit Pasar

BEI punya berbagai sektor: keuangan, energi, konsumer, infrastruktur, teknologi, dan lainnya. Sektor rotasi artinya kamu mengalihkan dana ke sektor yang sedang “naik daun”.

Contoh:

  • Saat harga komoditas naik → saham batu bara & logam menguat (misalnya: ADRO, MDKA)
  • Saat inflasi tinggi → saham consumer goods defensif bisa jadi pilihan (misalnya: ICBP, UNVR)

Tips: Pantau berita makroekonomi dan global untuk menangkap momentum sektor.

5. Breakout Strategy: Ikuti Arah Angin

Breakout terjadi ketika harga menembus resistance penting, disertai volume besar. Ini jadi sinyal kuat bahwa saham akan lanjut naik lebih jauh.

Saham-saham breakout biasanya:

  • Didorong sentimen positif (berita, laporan keuangan, dll.)
  • Masih dalam tren naik (uptrend)

Tips: Jangan FOMO. Tunggu konfirmasi breakout, misalnya harga bertahan di atas resistance selama 2–3 hari.

6. Trading Berbasis Berita (News-Based Trading)

Berita bisa jadi pemicu volatilitas besar. Misalnya:

  • RUPS: saham bisa naik jika ada kabar dividen jumbo.
  • Akuisisi/kerja sama strategis → sinyal positif.
  • Perubahan regulasi → pengaruh besar pada sektor tertentu.
Baca Juga:  5 Manfaat Mencatat Pengeluaran dan Pemasukan yang Bikin Finansial Lebih Terkontrol

Tips: Gunakan aplikasi atau website berita seperti RTI, CNBC Indonesia, Kontan, atau IDX Channel untuk update cepat.

7. Menghindari Saham Gorengan: Jangan Terjebak Hype

Saham gorengan biasanya:

  • Kapitalisasi pasar kecil
  • Volume dan volatilitas tinggi tanpa alasan logis
  • Tidak punya fundamental jelas

Ciri khasnya: naik drastis, lalu turun tajam tanpa kabar. Bahaya banget buat trader pemula.

Tips: Cek histori volume perdagangan, jumlah pemegang saham publik, dan apakah ada aksi pump and dump mencurigakan.

8. Memburu Saham Lapis Dua yang Potensial

Saham lapis dua (mid-cap) sering jadi incaran karena:

  • Lebih murah dari saham blue chip
  • Masih punya ruang naik besar
  • Banyak yang undervalued tapi punya fundamental bagus

Contoh: saham perbankan daerah, konstruksi kecil, atau emiten sektor teknologi yang mulai mencetak laba.

Tips: Gunakan rasio seperti PER rendah dan PBV < 1, tapi tetap lihat tren pendapatan dan laba bersih.

Tips: Disiplin dan Manajemen Risiko Itu Kunci

Strategi sehebat apa pun bakal percuma kalau kamu:

  • Gak disiplin stop loss
  • Overtrading
  • Emosi saat pasar merah

Pastikan kamu punya trading plan, tentukan batas kerugian (misal: 3–5%), dan tetap tenang menghadapi volatilitas pasar.

Bursa Indonesia itu penuh peluang, asalkan kamu punya strategi yang tepat dan gak asal ikut-ikutan.

Dari analisis teknikal, fundamental ringan, sampai sektor rotasi – semuanya bisa kamu kombinasikan sesuai gaya trading kamu.

Yang penting, hindari saham gorengan, latih kesabaran, dan terus belajar dari setiap pengalaman.

Ingat, trading saham bukan soal cuan cepat, tapi soal proses panjang membangun konsistensi.

Bagikan:

Artikel Terkait