Investasi Saham Bukan Lagi Hal yang Ribet
Banyak orang masih berpikir investasi saham itu rumit, butuh modal besar, dan hanya untuk kalangan tertentu. Faktanya, sekarang siapa pun bisa mulai investasi saham cukup dengan modal ratusan ribu lewat aplikasi sekuritas di smartphone.
Meski begitu, pemahaman dasar tentang saham tetap penting supaya langkah pertamamu nggak salah arah.
Kali ini, DeCoins akan membahas cara investasi saham untuk pemula secara lengkap – mulai dari pengertian, risiko, hingga strategi membangun portofolio yang sehat.
Apa Itu Saham?
Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), saham adalah tanda kepemilikan modal seseorang atau badan usaha dalam sebuah perusahaan.
Kalau kamu membeli saham perusahaan ABC, berarti kamu ikut memiliki sebagian dari perusahaan tersebut. Semakin banyak saham yang kamu pegang, semakin besar porsi kepemilikanmu.
Ada dua sumber keuntungan utama dari saham:
- Capital Gain – keuntungan dari selisih harga jual dan beli.
Contoh: beli saham Rp3.500 per lembar, jual Rp4.000 → untung Rp500/lembar. - Dividen – pembagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham, biasanya setahun sekali setelah mendapat persetujuan RUPS.
Risiko dalam Investasi Saham
Setiap keuntungan pasti ada risiko. Saham juga begitu. Beberapa risiko yang perlu kamu pahami adalah:
- Capital Loss: Rugi karena jual di harga lebih rendah dari harga beli.
- Risiko Likuidasi: Jika perusahaan bangkrut, pemegang saham hanya dapat bagian terakhir setelah semua kewajiban dilunasi.
- Fluktuasi Harga: Harga saham naik-turun karena pengaruh kinerja perusahaan, kondisi industri, hingga faktor makro seperti inflasi dan suku bunga.
Cara Investasi Saham untuk Pemula
Berikut langkah-langkah praktis agar kamu bisa mulai investasi saham dengan percaya diri:
1. Tentukan Tujuan Investasi
Sebelum mulai beli saham, tanyakan dulu ke diri sendiri: “Mau dipakai untuk apa uang hasil investasiku nanti?”
Apakah untuk dana pensiun, pendidikan anak, atau tujuan jangka pendek seperti liburan?
Tujuan ini penting karena akan menentukan strategi dan pilihan saham yang kamu ambil. Ingat, tujuan jelas = arah investasi lebih terukur.
2. Kenali Profil Risiko
Dalam dunia investasi, ada istilah “profil risiko”, yaitu seberapa besar keberanian kamu menghadapi naik-turunnya harga saham.
- Konservatif: suka aman, return kecil pun nggak masalah.
- Moderat: siap ambil risiko sedang demi keuntungan lebih baik.
- Agresif: berani ambil risiko besar untuk cuan maksimal.
Pemula biasanya ada di level konservatif atau moderat, dan itu wajar banget. Jangan memaksakan diri, sesuaikan dengan kenyamananmu.
3. Siapkan Anggaran Investasi
Ingat prinsip penting ini: pakai uang dingin.
Artinya, gunakan dana yang memang tidak dipakai untuk kebutuhan sehari-hari atau darurat. Tips praktisnya, sisihkan minimal 10% dari gaji bulanan untuk investasi.
Di BEI, minimal pembelian saham adalah 1 lot = 100 lembar. Jadi kalau harga saham Rp1.000 per lembar, modal awalmu cukup Rp100 ribu. Murah, kan?
4. Pilih Sekuritas & Buka Rekening Saham

Supaya bisa transaksi di BEI, kamu perlu buka rekening efek lewat perusahaan sekuritas. Untungnya, sekarang bisa daftar online lewat aplikasi sekuritas. Setoran awal mulai dari Rp100 ribu – Rp500 ribu saja.
Sebelum memilih, perhatikan:
- Terdaftar resmi di OJK.
- Reputasi dan keamanan terjamin.
- Aplikasi sekuritas mudah dipakai, ada fitur analisis, dan customer service responsif.
5. Pilih Saham yang Tepat
Bingung mau mulai dari mana? Gunakan acuan dari indeks terpercaya seperti LQ45, IDX30, atau IDX80, karena isinya saham perusahaan yang kinerjanya sudah terbukti bagus.
Selain itu, lakukan analisis sederhana:
- Lihat fundamental perusahaan (laba, utang, penjualan).
- Pilih industri yang stabil seperti perbankan, telekomunikasi, atau consumer goods.
6. Hindari Trading Jangka Pendek
Day trading atau jual-beli harian memang terlihat seru, tapi penuh risiko.
- Biaya transaksi bisa menumpuk.
- Emosi gampang terpancing (panik atau terlalu serakah).
- Saingannya investor bermodal besar dan algoritma canggih.
Kalau kamu pemula, lebih baik fokus ke investasi jangka panjang. Di situlah keuntungan saham lebih terasa.
7. Diversifikasi Portofolio
Pepatah klasik: “Jangan taruh semua telur di satu keranjang.”
Begitu juga dalam saham. Jangan habiskan semua modal di satu perusahaan. Sebar ke beberapa sektor agar risiko lebih terkendali. Diversifikasi adalah perisai utama investor pemula dari kerugian besar.
8. Investasi Rutin & Konsisten
Gunakan metode Dollar Cost Averaging (DCA): beli saham dengan nominal tetap secara rutin, misalnya Rp500 ribu setiap bulan, tanpa peduli harga sedang naik atau turun.
Keuntungannya, harga rata-rata belimu jadi stabil, dan kamu nggak perlu pusing mikirin timing terbaik. Cocok banget untuk pemula yang ingin disiplin.
9. Pantau & Evaluasi Portofolio
Cek portofoliomu secara berkala, minimal tiap kuartal. Perhatikan laporan keuangan emiten, apakah kinerjanya masih sehat?
Kalau ada saham yang terus merugi tanpa tanda membaik, evaluasi apakah perlu dijual.
Tapi ingat: jangan panik lihat harga harian. Saham itu jangka panjang. Fokuslah pada fundamental, bukan sekadar fluktuasi sesaat.
Investasi saham kini makin mudah dan bisa dimulai dari modal kecil. Kuncinya adalah tentukan tujuan, kenali profil risiko, gunakan uang dingin, pilih saham yang tepat, dan konsisten berinvestasi.
Dengan strategi yang disiplin dan sabar, kamu bisa membangun portofolio saham yang sehat dan menuai hasilnya di masa depan.









